Featured Post

Keluarga Bahagia dan Ikhlas Bahagia

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم Betapa banyak orang yang kesepian di tengah hiruk pikuk keramaian bukan karena tak punya keluarga, sahabat atau handai taulan. Namun kurang baiknya hubungan dengan mereka, ada jarak, sekat hati yang memisahkan karena atas nama harga diri, ego, rasa malu ataupun individualisme yang dominan di kota-kota besar. Ada orang - orang shaleh yang namanya diabadikan dalam kitab suci. Allah memuliakan keluarga Imron dan keluarga Ibrahim, demikian pula 'ayah' Luqman bersama anak-anaknya dalam nasehat kebaikan yang terbaik.

Mengharamkan Yang Halal Dan Menghalalkan Yang Haram

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم

Halal Dan Haram

halal haram dalam islamMengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram adalah berdosa besar. 

Islam mencela orang-orang yang suka mengharamkan sesuatu yang halal dan menghalalkan sesuatu yang haram. Dan hal ini merupakan suatu pengungkungan dan penyempitan bagi manusia yang sebenarnya oleh Allah diberikan keleluasaan. Allah SWT berfirman :

وَ لاَ تَقُوْلُوْا لِمَا تَصِفُ اَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هذَا حَللٌ وَّ هذَا حَرَامٌ لّتَفْتَرُوْا عَلَى اللهِ الْكَذِبَ، اِنَّ الَّذِيْنَ يَفْتَرُوْنَ عَلَى اللهِ الْكَذِبَ لاَ يُفْلِحُوْنَ. النحل: 116
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. [QS. An-Nahl : 116]

Dan Rasulullah SAW mencela dan melaknat orang-orang yang suka berlebih-lebihan, sebagaimana riwayat berikut :

عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: هَلَكَ اْلمُتَنَطّعُوْنَ. قَالَهَا ثَلاَثًا. مسلم 4: 2055
Dari ‘Abdullah (bin Mas’ud), ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Binasalah orang-orang yang berlebih-lebihan”. Beliau bersabda demikian tiga kali. [HR. Muslim juz 4, hal. 2055]

Islam adalah agama yang beraqidah tauhid dan longgar. Rasulullah SAW pernah bersabda di dalam khutbahnya, sebagaimana riwayat berikut :

عَنْ عِيَاصِ بْنِ حِمَارٍ اْلمُجَاشِعِيّ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ ذَاتَ يَوْمٍ فِى خُطْبَتِهِ: اَلاَ اِنَّ رَبّى اَمَرَنِى اَنْ اُعَلّمَكُمْ مَا جَهِلْتُمْ مِمَّا عَلَّمَنِى يَوْمِى هذَا. كُلُّ مَالٍ نَحَلْتُهُ عَبْدًا حَلاَلٌ وَ اِنّى خَلَقْتُ عِبَادِى حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَ اِنَّهُمْ اَتَتْهُمُ الشَّيَاطِيْنُ فَاحْتَالَتْهُمْ عَنْ دِيْنِهِمْ وَ حَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا اَحْلَلْتُ لَـهُمْ وَ اَمَرَتْهُمْ اَنْ يُشْرِكُوْابِى مَا لَمْ اُنْزِلْ بِهِ سُلْطَانًا. مسلم 4: 2197
Dari ‘Iyaash bin Himaar Al-Mujaasyi’iy, bahwasanya pada suatu hari Rasulullah SAW berkhutbah, beliau bersabda dalam khutbahnya, “Ketahuilah, sesungguhnya Tuhanku memerintahkan kepadaku untuk mengajarkan kepadamu apa-apa yang kamu belum mengerti dari apa-apa yang Tuhanku telah mengajarkan kepadaku pada hariku ini. (Allah berfirman) : "Setiap harta yang Aku berikan kepada hamba adalah halal, dan sesungguhnya Aku ciptakan hamba-hamba-Ku bersifat lurus semuanya, tetapi kemudian datanglah syetan kepada mereka. Syaitan ini kemudian membelokkan mereka dari agamanya, dan mengharamkan atas mereka sesuatu yang Aku halalkan kepada mereka, serta menyuruh (mempengaruhi) supaya mereka menyekutukan Aku dengan sesuatu yang Aku tidak menurunkan hujjah (keterangan) kepadanya". [HR. Muslim, juz 4, hal. 2197]

Hadits tersebut menunjukkan bahwa mengharamkan sesuatu yang halal dapat membawa kepada syirik. Dan karena itu pula Al-Qur'an menentang keras terhadap sikap orang-orang musyrik Arab yang berani mengharamkan atas diri mereka terhadap makanan dan binatang yang baik-baik, padahal Allah tidak mengizinkannya. Diantara mereka telah mengharamkan bahiirah, saaibah, washiilah dan haam. Allah berfirman :

مَا جَعَلَ اللهُ مِنْ بَحِيْرَةٍ وَّ لاَ سَآءِبَةٍ وَّ لاَ وَصِيْلَةٍ وَّ لاَ حَامٍ وَّ لكِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا يَفْتَرُوْنَ عَلَى اللهِ اْلكَذِبَ، وَ اَكْثَرُهُمْ لاَ يَعْقِلُوْنَ. وَ اِذَا قِيْلَ لَـهُمْ تَعَالَوْا اِلى مَآ اَنْزَلَ اللهُ وَ اِلَى الرَّسُوْلِ قَالُوْا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ ابَآءَنَآ، اَوَلَوْ كَانَ ابَآؤُهُمْ لاَ يَعْلَمُوْنَ شَيْئًا وَّ لاَ يَهْتَدُوْنَ. المائدة: 103-104
Allah sekali-kali tidak mensyariatkan adanya bahiirah, saaibah, washiilah dan haam, akan tetapi orang-orang kafir membuat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti. Apabila dikatakan kepada mereka : "Marilah mengikuti apa yang telah diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab : "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek-moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?". [QS. Al-Maidah : 103-104]

Bahiirah, ialah unta betina yang telah beranak lima kali dan anak yang ke lima itu jantan, lalu unta betina itu dibelah telinganya, dilepaskan, tidak boleh ditunggangi lagi dan tidak boleh diambil air susunya.

Saaibah, ialah unta betina yang dibiarkan pergi kemana saja lantaran sesuatu nadzar. Misalnya : Jika seorang Arab jahiliyah akan melakukan sesuatu atau perjalanan yang berat, maka ia biasa bernadzar akan menjadikan untanya saibah bila maksud atau perjalanannya berhasil dan selamat.

Washiilah, ialah seekor domba betina melahrikan anak kembar yang terdiri dari jantan dan betina, maka yang jantan ini disebut washilah, tidak disembelih dan diserahkan kepada berhala.

Haam, ialah unta jantan yang tidak boleh diganggu gugat lagi, karena telah dapat membuntingkan unta betina sepuluh kali. Perlakuan terhadap Bahiirah, Saaibah, Washiilah dan Haam ini adalah kepercayaan Arab jahiliyah.

Keterangan :
  1. Di dalam menerangkan arti bahiirah, saaibah, washiilah dan haam, para ulama tafsir berbeda-beda. Adapun yang kami kutip diatas adalah keterangan yang tercantum dalam Tafsir Al-Qur'an Tarjamah dari DEPAG RI.
  2. Dalam surat Al-An'aam ada bantahan terhadap prasangka mereka yang telah mengharamkan beberapa binatang, seperti : unta, sapi, biri-biri dan kambing.
ثَمنِيَةَ اَزْوَاجٍ، مِنَ الضَّأْنِ اثْنَيْنِ وَ مِنَ اْلمَعْزِاثْنَيْنِ، قُلْ ء الذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ اَمِ اْلاُنْثَيَيْنِ اَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ اَرْحَامُ اْلاُنْثَيَيْنِ، نَـبّـئُوْنِيْ بِعِلْمٍ اِنْ كُنْتُمْ صدِقِيْنَ، وَ مِنَ اْلاِبِلِ اثْنَيْنِ وَ مِنَ اْلبَقَرِ اثْنَيْنِ، قُلْ ء الذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ اَمِ اْلاُنْثَيَيْنِ اَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ اَرْحَامُ اْلاُنْثَيَيْنِ، اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَآءَ اِذْ وَصّيكُمُ اللهُ بِهذَا. الانعام:143-144
(yaitu) delapan binatang yang berpasangan, sepasang dari domba, dan sepasang dari kambing. Katakanlah : "Apakah dua yang jantan yang diharamkan Allah ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya?". Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan jika kamu memang orang-orang yang benar. Dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah : "Apakah dua yang jantan yang diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya. Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini bagimu?". [QS. Al-An'aam : 143-144]

Dan firman Allah dalam surat Al-A'raaf : 32-33

قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِيْنَةَ اللهِ الَّتِيْ اَخْرَجَ لِعِبَادِه وَ الطَّيّبتِ مِنَ الرّزْقِ، قُلْ هِيَ لِلَّذِيْنَ امَنُوْا فِى اْلحَيوةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَّوْمَ اْلقِيمَةِ. كَذلِكَ نُفَصّلُ اْلايتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ. قُلْ اِنَّمَا حَرَّمَ رَبـّيَ اْلفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَ مَا بَطَنَ وَ اْلاِثْمَ وَ اْلبَغْيَ بِغَيْرِ اْلحَقّ وَ اَنْ تُشْرِكُوْا بِاللهِ مَا لَمْ يُنَزّلْ بِه سُلْطَانًا وَّ اَنْ تَقُوْلُوْا عَلَى اللهِ مَا لاَ تَعْلَمُوْنَ. الاعراف: 32-33
Katakanlah : "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?" Katakanlah : "Semuanya itu disediakan bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat". Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. Katakanlah : "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. [QS. Al-A'raaf : 32-33]

Firman Allah tersebut adalah ayat-ayat Makkiyah yang diturunkan untuk mengukuhkan ‘aqidah dan tauhid. Ini membuktikan, bahwa persoalan tersebut dalam pandangan Al-Qur'an bukan termasuk dalam kategori cabang atau bahagian, tetapi termasuk masalah-masalah pokok.

Di Madinah, ketika di kalangan kaum muslimin ada orang-orang yang cenderung untuk berbuat keterlaluan, melebih-lebihkan dan mengharamkan dirinya dalam hal-hal yang baik, Allah menurunkan ayat-ayat untuk mengembalikan mereka ke jalan yang lurus.

Firman Allah SWT :

يآيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تُحَرّمُوْا طَـيّـبتِ مَآ اَحَلَّ اللهُ لَكَمْ وَ لاَ تَعْتَدُوْا، اِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ اْلمُعْتَدِيْنَ. وَ كُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللهُ حَلاَلاً طَـيّـبًا وَّ اتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ اَنْـتُمْ بِه مُؤْمِنُوْنَ. المائدة:87-88
Hai orang-orang yang beriman: Janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah Yang kamu beriman kepada-Nya. [QS. Al-Maaidah : 87-88]

Wallahu a'lam bishawab.


سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ

Tren Blog

Hadits Tentang Khitan

Fadlilah Dzikir Laa Ilaaha Illallaah

Shalat Sunnah Intidhar

Hadits Tentang Walimah

Hadits Tentang Shalat Idul Fithri Dan Idul Adlha

Blog Populer

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Hadits Tentang Shalat (Kewajiban Shalat)

Hadits Tentang Khitan