Featured Post

Keluarga Bahagia dan Ikhlas Bahagia

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم Betapa banyak orang yang kesepian di tengah hiruk pikuk keramaian bukan karena tak punya keluarga, sahabat atau handai taulan. Namun kurang baiknya hubungan dengan mereka, ada jarak, sekat hati yang memisahkan karena atas nama harga diri, ego, rasa malu ataupun individualisme yang dominan di kota-kota besar. Ada orang - orang shaleh yang namanya diabadikan dalam kitab suci. Allah memuliakan keluarga Imron dan keluarga Ibrahim, demikian pula 'ayah' Luqman bersama anak-anaknya dalam nasehat kebaikan yang terbaik.

Hukum Mendatangi Dukun Dalam Islam


بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم

Sebagaimana orang islam Haram hukumnya mendatangi dukun, tukang ramal, tukang sihir, menganggap sesuatu penyebab kesialan, dan memakai jimat.

Hadits-hadits Nabi SAW :

mendatangi dukun
Mendatangi Dukun
عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ مَا هُنَّ؟ قَالَ: الشّرْكُ بِاللهِ وَ السّحْرُ وَ قَتْلُ النَّفْسِ الَّتِيْ حَرَّمَ اللهُ اِلاَّ بِاْلحَقّ وَ اَكْلُ الرّبَا وَ اَكْلُ مَالِ اْليَتِيْمِ وَ التَّوَلّى يَوْمَ الزَّحْفِ وَ قَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ اْلمُؤْمِنَاتِ اْلغَافِلاَتِ. البخارى 8: 33
Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW beliau bersabda, "Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan!". Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apa tujuh perkara itu?". Beliau bersabda, "1. Syirik kepada Allah, 2. sihir, 3. membunuh jiwa yang Allah mengharamkannya kecuali dengan haq, 4. makan riba, 5. makan harta anak yatim, 6. lari dari peperangan (sebagai pengecut), dan 7. menuduh wanita mu’minah yang baik-baik berbuat zina". [HR. Bukhari juz 8, hal. 33].

عَنْ صَفِيَّةَ عَنْ بَعْضِ اَزْوَاجِ النَّبِيّ ص عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَنْ اَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةُ اَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً. مسلم 4: 1751
Dari Shafiyah dari sebagian isteri Nabi SAW dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa yang datang kepada dukun (tukang ramal), lalu menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam". [HR. Muslim juz 4, hal. 1751]

عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: مَنْ اَتَى عَرَّافًا اَوْ كَاهِنًا فَسَأَلَهُ يُؤْمِنُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا اُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ ص. الطبرانى فى الكبير 10: 76، رقم: 10005
Dari ‘Abdullah (bin Mas'ud), ia berkata, "Barangsiapa yang datang kepada tukang ramal, atau dukun menanyakan sesuatu kepadanya dan percaya kepada apa yang dikatakannya, maka sungguh dia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW". [HR. Thabrani dalam Al-Kabir juz 10, hal. 76, no. 10005]

عَنْ وَائِلَةَ بْنِ اْلاَسْقَعِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنْ اَتَى كَاهِنًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ حُجِبَتْ عَنْهُ التَّوْبَةُ اَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً، فَاِنْ صَدَّقَهُ بِمَا قَالَ كَفَرَ. الطبرانى فى المعجم الكبير 22: 69، رقم: 169
Dari Wailah bin Asqa', ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa datang kepada dukun menanyakan sesuatu kepadanya, maka tertutup taubat darinya selama empat puluh malam, dan jika ia mempercayai perkataan dukun itu, ia kafir". [HR. Thabrani dalam Al-Mu’jamulKabir juz 22, hal. 69, no. 169, dla’if karena dalam sanadnya ada perawi bernama Sulaiman bin Ahmad Al-Wasithiy, ia matruk]

عَنْ قَطَنِ بْنِ قَبِيْصَةَ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اْلعِيَافَةُ وَ الطّيَرَةُ وَ الطَّرْقُ مِنَ اْلجِبْتِ. ابو داود 4: 16، رقم: 3907
Dari Qathan bin Qabishah dari ayahnya, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Ramalan dengan tulisan, ramalan dengan burung dan ramalan dengan lemparan kerikil termasuk syirik (menyekutukan Allah)". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 16, no. 3907].

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنِ اقْتَبَسَ عِلْمًا مِنَ النُّجُوْمِ اقْتَبَسَ شُعْبَةً مِنَ السّحْرِ زَادَ مَا زَادَ. ابو داود 4: 16، رقم: 3905
Dari Ibnu 'Abbas RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang mempelajari ilmu ramalan bintang berarti dia mempelajari satu cabang dari sihir, dan bertambah dosa apabila dia bertambah dalam mempelajarinya". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 16, no. 3905]

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ اْلحَكَمِ السُّلَمِيّ قَالَ، قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ اُمُوْرًا كُنَّا نَصْنَعُهَا فِى اْلجَاهِلِيَّةِ. كُنَّا نَأْتِى اْلكُهَّانَ، قَالَ: فَلاَ تَأْتُوا اْلكُهَّانَ. قَالَ، قُلْتُ: كُنَّا نَتَطَيَّرُ. قَالَ: ذَاكَ شَىْءٌ يَجِدُهُ اَحَدُكُمْ فِى نَفْسِهِ، فَلاَ يَصُدَّنَّكُمْ. مسلم 4: 1748
Dari Mu'awiyah bin Hakam As-Sulamiy, ia berkata : Aku berkata, "Ya Rasulullah, ada beberapa hal yang biasa kami lakukan pada masa jahiliyah dahulu, yaitu kami biasa datang kepada dukun". Rasulullah SAW bersabda, "Jangan lagi kamu datang kepada dukun". (Mu'awiyah) berkata : Aku berkata, "Kami juga percaya pada tanda-tanda kesialan". Rasulullah SAW bersabda, "Itu sesuatu yang tidak disukai oleh seseorang diantara kalian, maka hal itu jangan sampai menghalangi (mengganggu) kamu sekalian". [HR. Muslim juz 4, hal. 1748]

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ، قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّ اْلكُهَّانَ كَانُوْا يُحَدّثُوْنَنَا بِالشَّىْءِ فَنَجِدُهُ حَقًّا. قَالَ: تِلْكَ اْلكَلِمَةُ اْلحَقُّ يَخْطَفُهَا اْلجِنّيُّ فَيَقْذِفُهَا فِى اُذُنِ وَلِيّهِ. وَ يَزِيْدُ فِيْهَا مِائَةَ كَذْبَةٍ. مسلم 4: 1750
Dari Aisyah, ia berkata, aku berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya para dukun pernah menceritakan kepada kami tentang sesuatu dan kami dapati bahwa yang mereka ceritakan itu benar terjadi". Rasulullah SAW bersabda, "Kalimat yang benar itu memang sengaja disambar dengan cepat oleh jin lalu dilemparkan ke telinga walinya (dukun), tetapi ia sudah menambah dengan seratus kebohongan". [HR. Muslim juz 4, hal. 1750]

عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ ص نَاسٌ عَنِ الْكُهَّانِ، فَقَالَ: لَيْسَ بِشَيْءٍ. فَقَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ اِنَّهُمْ يُحَدّثُوْنَا، اَحْيَانًا بِشَيْءٍ فَيَكُوْنُ حَقًّا. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: تِلْكَ الْكَلِمَةُ مِنْ اْلحَقّ يَخْطَفُهَا مِنْ اْلجِنّيّ فَيُقِرُّهَا فِي اُذُنِ وَلِيّهِ فَيَخْلِطُوْنَ مَعَهَا مِائَةَ كَذْبَةٍ. البخارى 7: 28
Dari 'Aisyah RA, ia berkata; beberapa orang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang dukun, lalu beliau menjawab: ""Mereka (para dukun) tidak bisa apa-apa”. Mereka berkata, "Wahai Rasulullah! Terkadang apa yang mereka ceritakan itu benar terjadi". Rasulullah SAW bersabda, "Itu perkataan yang benar yang dicuri oleh jin, lalu ia memperdengarkannya di telinga walinya (dukun), lalu mereka mencampur dengan seratus kebohongan”. [HR. Bukhari juz 7, hal. 28]

قَالَتْ عَائِشَةُ: يَسْأَلُ اُنَاسٌ رَسُوْلَ اللهِ ص عَنِ اْلكُهَّانِ، فَقَالَ لَهُمْ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَيْسُوْا بِشَىْءٍ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، فَاِنَّهُمْ يُحَدّثُوْنَ اَحْيَانًا الشَّىْءَ يَكُوْنُ حَقًّا. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: تِلْكَ الْكَلِمَةُ مِنَ اْلجِنّ يَخْطَفُهَا اْلجِنّيُّ. فَيَقُرُّهَا فِى اُذُنِ وَلِيّهِ قَرَّ الدَّجَاجَةَ، فَيَخْلِطُوْنَ فِيْهَا اَكْثَرَ مِنْ مِائَةِ كَذْبَةٍ. مسلم 4: 1750
'Aisyah berkata : Orang-orang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang dukun. Maka Rasulullah SAW bersabda kepada mereka, "Mereka tidak bisa apa-apa". Orang-orang menyahut, "Tetapi mereka itu kadang-kadang menceritakan sesuatu yang benar-benar terjadi". Rasulullah SAW bersabda, "Kalimat itu adalah dari Jin yang ia menyambarnya lalu diperdengarkan ke telinga pembantunya (dukun) seperti suara ayam lalu mereka mencampurinya dengan lebih dari seratus kebohongan". [HR. Muslim juz 4, hal. 1750].

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ عَقَدَ عُقْدَةً ثُمَّ نَفَثَ فِيْهَا فَقَدْ سَحَرَ، وَ مَنْ سَحَرَ فَقَدْ اَشْرَكَ، وَ مَنْ تَعَلَّقَ شَيئًا وُكِلَ اِلَيْهِ. النسائى 7: 112
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang membuat ikatan buhul kemudian meniupnya, maka sungguh ia telah berbuat sihir. Dan barangsiapa berbuat sihir, sungguh ia telah mensekutukan Allah. Dan barangsiapa yang menggantungkan jimat, maka ia diserahkan kepada jimat itu (Allah tidak akan menolongnya). [HR. Nasai juz 7, hal. 112]

عَنْ عِيْسَى وَ هُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ اَبِي لَيْلَى قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى عَبْدِ اللهِ بْنِ عُكَيْمٍ اَبِي مَعْبَدِ الْجُهَنِيّ اَعُوْدُهُ وَ بِهِ حُمْرَةٌ فَقُلْنَا اَلاَ تُعَلّقُ شَيْئًا؟ قَالَ: اْلمَوْتُ اَقْرَبُ مِنْ ذلِكَ. قَالَ النَّبِيُّ ص: مَنْ تَعَلَّقَ شَيْئًا وُكِلَ اِلَيْهِ. الترمذى 3: 272، رقم: 2152
Dari ‘Isa, yaitu bin Abdurrahman bin Abi Laila, ia berkata : Suatu ketika aku menjenguk Abdullah bin ‘Ukaim Abu Ma'bad Al-Juhani dan wajah dan badannya kemerahan karena sakit, lantas kami pun berkata, "Apakah engkau tidak menggantungkan sesuatu (di lehermu untuk menyembuhkanmu)?”. Ia menjawab, "Kematian lebih dekat dari itu”. Nabi SAW pernah bersabda, "Barangsiapa yang menggantungkan sesuatu (jimat di badannya), maka ia akan diserahkan kepada jimat itu”. [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 272, no. 2152]

عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص رَاَى فِى يَدِ رَجُلٍ حَلَقَةً فَقَالَ: مَا هذَا؟ قَالَ: مِنَ اْلوَاهِنَةِ. قَالَ: مَا تَزِيْدُكَ اِلاَّ وَهْنًا، اِنْبِذْهَا عَنْكَ، فَاِنَّكَ اِنْ تَمُتْ وَ هِيَ عَلَيْكَ وُكِلْتَ عَلَيْهَا. ابن حبان 13: 449، رقم: 6085
Dari 'Imran bin Hushain bahwasanya Nabi SAW melihat seorang laki-laki memakai gelang jimat, maka Nabi SAW bertanya, "Apa ini?". Orang tersebut menjawab, "Ini adalah jimat". Nabi SAW bersabda, "Itu tidak menambah kepadamu kecuali beban berat. Buang saja jimat itu. Karena sesungguhnya jika kamu mati masih memakai jimat, maka kamu akan diserahkan kepadanya (Allah tidak akan menolongmu)". [HR. Ibnu Hibban juz 13, hal. 449, no. 6985, dla’if karena dalam sanadnya ada perawi bernama Mubarak bin Fudlalah, ia mudallis]

عَنْ مِشْرَحَ بْنِ هَاعَانَ اَنَّهُ سَمِعَ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ يَقُوْلُ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنْ عَلَّقَ تَمِيْمَةً فَلاَ اَتَمَّ اللهُ لَهُ. وَ مَنْ عَلَّقَ وَدَعَةً فَلاَ وَدَعَ اللهُ لَهُ. ابن حبان 13: 450، 6086
Dari Misyrah bin Ha'an bahwasanya dia mendengar 'Uqbah bin 'Amir berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang memakai jimat, maka Allah tidak akan menyempurnakannya, barangsiapa yang memakai rumah siput, maka Allah tidak akan memberi ketenangan padanya". [HR. Ibnu Hibban juz 13, hal. 450, no. 6086]

عَنْ يَحْيَ بْنِ جَزَارٍ قَالَ: دَخَلَ عَبْدُ اللهِ عَلَى امْرَأَةٍ وَ فِى عُنُقِهَا شَىْءٌ مُعَوَّذٌ فَجَذَبَهُ فَقَطَعَهُ. ثُمَّ قَالَ: لَقَدْ اَصْبَحَ الُ عَبْدِ اللهِ اَغْنِيَاءَ اَنْ يُشْرِكُوْا بِاللهِ مَا لَمْ يُنَزّلْ بِهِ سُلْطَانًا. ثُمَّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنَّ الرُّقَى وَ التَّمَائِمَ وَ التّوَلَةَ شِرْكٌ. قَالُوْا: يَا اَبَا عَبْدِ الرَّحْمنِ، هذِهِ الرُّقَى وَ التَّمَائِمُ قَدْ عَرَفْنَاهَا فَمَا التّوَلَةُ؟ قَالَ: شَىْءٌ يَصْنَعُهُ النّسَاءُ يَتَحَبَّبْنَ اِلَى اَزْوَاجِهِنَّ. ابن حبان 13: 456، رقم: 6090
Dari Yahya bin Jazar ia berkata, 'Abdullah (bin Mas’ud) mendatangi seorang wanita yang memakai kalung jimat di lehernya, lalu ia menariknya dan memutusnya, kemudian berkata, "Sungguh keluarga 'Abdullah tidak memerlukan sesuatu dengan menyekutukan Allah yang Allah tidak menurunkan hujjahnya". Kemudian ia bekata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya ruqa (mantra-mantra), tamaim (jimat-jimat) dan tiwalah itu termasuk syirik". Orang-orang bertanya, "Hai Abu 'Abdurrahman, kalau ruqa dan tamaim kami telah mengetahuinya, lalu apa tiwalah itu?". 'Abdullah berkata, "Tiwalah yaitu sesuatu yang dipakai oleh para wanita agar disayang suaminya". [HR. Ibnu Hibban juz 13, hal. 456, no. 6090, hadits ini munqathi’, karena Yahya bin Jazar tidak bertemu ‘Abdullah bin Mas’ud].

عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنَّ الرُّقَى وَ التَّمَائِمَ وَ التّوَلَةَ شِرْكٌ. ابو داود 4: 9، رقم: 3883
Dari Abdullah ia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya mantra-mantra, jimat-jimat dan tiwalah adalah termasuk syirik”.[HR. Abu Dawud juz 4, hal. 9, no. 3883, dla’if karena dalam sanadnya ada perawi yang tidak disebutkan namanya]

عَنْ زَيْنَبَ امْرَأَةِ عَبْدِ اللهِ اَنَّهَا اَصَابَهَا حُمْرَةٌ فِي وَجْهِهَا فَدَخَلَتْ عَلَيْهَا عَجُوْزٌ فَرَقَتْهَا فِي خَيْطٍ فَعَلَّقَتْهُ عَلَيْهَا، فَدَخَلَ ابْنُ مَسْعُوْدٍ رَض فَرَآهُ عَلَيْهَا فَقَالَ: مَا هذَا ؟ فَقَالَتْ: اِسْتَرْقَيْتُ مِنَ اْلحُمْرَةِ فَمَدَّ يَدَهُ فَقَطَعَهَا ثُمَّ قَالَ: اِنَّ آلَ عَبْدِ اللهِ َلاَغْنِيَاءُ عَنِ الشّرْكِ. قَالَتْ ثُمَّ قَالَ: اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص حَدَّثَنَا اِنَّ الرُّقَى وَ التَّمَائِمَ وَ التّوَلَةَ شِرْكٌ. قَالَ فَقُلْتُ: مَا التّوَلَةُ؟ قَالَ: اَلتّوَلَةُ هُوَ الَّذِي يُهًيّجُ الرّجَالَ.الحاكم فى المستدرك 4: 463، رقم: 8290
Dari Zainab istri ‘Abdullah (bin Mas’ud), bahwasanya ia terkena penyakit kemerah-merahan pada wajahnya. Lalu ada seorang wanita datang kepadanya dan memberinya mantra-mantra, lalu dia mengalungkannya pada lehernya. Kemudian Ibnu Mas’ud RA datang, dan melihat kalung itu di lehernya, lalu bertanya, “Apa ini?”. Istrinya menjawab, “Aku minta mantra-mantra untuk menghilangkan penyakitku”. Maka ‘Abdullah bin Mas’ud lalu mengulurkan tangannya mengambil kalung itu dan memutusnya. Kemudian ia berkata, “Sesungguhnya keluarga ‘Abdullah tidak memerlukan sesuatu yang mengandung syirik”. (Zainab) berkata : Kemudian (Ibnu Mas’ud) berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda kepada kami, “Sesungguhnya mantra-mantra, jimat-jimat dan tiwalah adalah syirik”. Perawi berkata, “Lalu aku bertanya, “Apa tiwalah itu?”. Ia menjawab, “Tiwalah adalah sesuatu yang membuat orang laki-laki tertarik”. [HR. Hakim dalam Mustadrak juz 4, hal. 463, no. 8290]

Keterangan :
Hadits ini dan dua hadits di atasnya saling menguatkan, sehingga hadits tersebut menjadi kuat.

عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَطَيَّرَ اَوْ تُطُيّرَ لَهُ، اَوْ تَكَهَّنَ اَوْ تُكُهّنَ لَهُ، اَوْ سَحَرَ اَوُ سُحّرَ لَهُ، وَ مَنْ عَقَدَ عُقْدَةً اَوْ قَالَ مَنْ عَقَدَ عُقْدَةً وَ مَنْ اَتَى كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا اُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ ص. البزار 9: 52، رقم: 3578
Dari 'Imran bin Hushain RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda : "Tidak termasuk golongan kami orang yang percaya tanda-tanda kesialan atau datang bertanya kepada orang yang mempercayai tanda-tanda kesialan, atau orang yang melakukan pedukunan atau orang yang datang berdukun, atau orang yang melakukan sihir atau orang yang datang meminta tolong kepada tukang sihir, dan orang yang membuat ikatan buhul atau ia berkata : Barangsiapa membuat ikatan buhul, dan barangsiapa yang datang kepada dukun dan membenarkan apa yang dikatakan dukun itu, maka sungguh ia telah kufur kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW". [HR. Al-Bazzar juz 9, hal. 52, no. 3578].

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: ثَلاَثٌ مَنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ وَاحِدَةٌ مِنْهُنَّ، فَاِنَّ اللهَ يَغْفِرُ لَهُ مَا سِوَى ذلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ مَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا، وَ لَمْ يَكُنْ سَاحِرًا يَتْبَعُ السَّحَرَةَ، وَ لَمْ يَحْقِدْ عَلَى اَخِيْهِ. الطبرانى فى الكبير 12: 188، رقم: 13004
Dari Ibnu 'Abbas, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda : "Ada tiga perkara barangsiapa tidak ada padanya satupun dari tiga perkara tersebut, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang lain bagi siapa yang Allah kehendaki. 1. Barangsiapa mati dalam keadaan tidak mensekutukan Allah dengan sesuatu, 2. Seseorang yang tidak melakukan sihir dengan mengikuti tukang-tukang sihir, dan 3. Orang yang tidak mempunyai dendam kepada saudaranya". [HR. Thabrani di dalam Al-Kabir juz 12, hal,. 188, no. 13004, dla’if karena dalam sanadnya ada perawi bernama laits bin Abi Sulaim].

Dari hadits-hadits diatas menunjukkan bahwa sihir, dukun, tukang ramal, percaya hantu, jimat, mantra-mantra dan kepercayaan-kepercayan syirik lainnya adalah dilarang agama. Sedangkan dukun atau tukang ramal itu mengaku mengetahui yang ghaib, baik yang sudah lewat maupun yang akan datang. Mereka itu hanyalah membuat kebohongan belaka. Padahal tidak ada yang mengetahui yang ghaib kecuali Allah SWT semata, sebagaimana firman-Nya :

وَ عِنْدَه مَفَاتِحُ اْلغَيِبِ لاَ يَعْلَمُهَآ اِلاَّ هُوَ، وَ يَعْلَمُ مَا فِى اْلبَرّ وَ اْلبَحْرِ، وَ مَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلاَّ يَعْلَمُهَا وَ لاَ حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمتِ اْلاَرْضِ وَ لاَ رَطْبٍ وَّ لاَ يَابِسٍ اِلاَّ فِيْ كِتبٍ مُّبِيْنٍ. الانعام:59
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib. Tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudh). [QS. Al-An'aam : 59]

قُلْ لاَ يَعْلَمُ مَنْ فِى السّموتِ وَ اْلاَرْضِ الْغَيْبَ اِلاَّ اللهُ، وَ مَا يَشْعُرُوْنَ اَيَّانَ يُبْعَثُوْنَ. النمل:65
Katakanlah, "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan. [QS. An-Naml : 65]

اِنَّ اللهَ عِنْدَه عِلْمُ السَّاعَةِ، وَ يُنَزّلُ اْلغَيْثَ وَ يَعْلَمُ مَا فِى اْلاَرْحَامِ، وَ مَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّا ذَا تَكْسِبُ غَدًا، وَ مَا تَدْرِيْ نَفْسٌ بِاَيّ اَرْضٍ تَمُوْتُ، اِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ. لقمان:34
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. [QS. Luqman : 34]

Semoga bermanfaat


سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ

Tren Blog

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Perintah Orang Tua Yang Tidak Boleh Ditaati

Hadits Tentang Walimah

Hadits Tentang Khitan

Shalat Sunnah Intidhar

Blog Populer

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Hadits Tentang Shalat (Kewajiban Shalat)

Hadits Tentang Khitan