Featured Post

Keluarga Bahagia dan Ikhlas Bahagia

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم Betapa banyak orang yang kesepian di tengah hiruk pikuk keramaian bukan karena tak punya keluarga, sahabat atau handai taulan. Namun kurang baiknya hubungan dengan mereka, ada jarak, sekat hati yang memisahkan karena atas nama harga diri, ego, rasa malu ataupun individualisme yang dominan di kota-kota besar. Ada orang - orang shaleh yang namanya diabadikan dalam kitab suci. Allah memuliakan keluarga Imron dan keluarga Ibrahim, demikian pula 'ayah' Luqman bersama anak-anaknya dalam nasehat kebaikan yang terbaik.

Tata Cara Shalat : Berdiri Menghadap Qiblat



بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم


Tata Cara Sholat

Shalat dengan berdiri
tata cara shalat berdiri menghadap qiblat
Berdiri

عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رض قَالَ: كَانَتْ بِى بَوَاسِيْرُ فَسَأَلْتُ النَّبِيَّ ص عَنِ الصَّلاَةِ، فَقَالَ: صَلّ قَائِمًا فَاِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا فَاِنْ لَمْ َسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ. البجارى 2: 41
Dari 'Imran bin Hushain RA, ia berkata : Saya menderita sakit wasir, maka saya bertanya kepada Nabi SAW tentang shalat, lalu beliau bersabda, "Shalatlah dengan berdiri, jika tidak dapat maka shalatlah dengan duduk dan jika tidak dapat, maka shalatlah dengan berbaring". [HR. Bukhari juz 2, hal. 41]

Menghadap Qiblat

وَ مِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلّ وَجْهَكَ شَطْرَ اْلمَسْجِدِ اْلحَرَامِ، وَ حَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَه‘.البقرة:150
Dan dari mana saja kamu berangkat, maka palingkanlah wajahmu ke Masjidil Haram, dan dimana saja kamu sekalian berada, maka palingkanlah wajahmu (ketika shalat) ke arahnya. [QS Al-Baqarah : 150]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اِذَا قُمْتَ اِلَى الصَّلاَةِ فَاَسْبِغِ اْلوُضُوْءَ ثُمَّ اسْتَقْبِلِ اْلقِبْلَةَ فَكَبّرْ. مسلم 1: 298
Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Apabila kamu akan mengerjakan shalat, maka sempurnakanlah wudlu, kemudian menghadaplah ke qiblat, lalu bertakbirlah". [HR. Muslim, juz 1, hal. 298]

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: بَيْنَمَا النَّاسُ بِقُبًا فِى صَلاَةِ الصُّبْحِ اِذْ جَاءَهُمْ آتٍ فَقَالَ: اِنَّ النَّبِيَّ ص قَدْ اُنْزِلَ عَلَيْهِ اللَّيْلَةَ قُرْآنٌ وَ قَدْ اُمِرَ اَنْ يَسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةَ، فَاسْتَقْبَلُوْهَا. وَ كَانَتْ وُجُوْهُهُمْ اِلَى الشَّامِ فَاسْتَدَارُوْا اِلَى اْلكَعْبَةِ.احمد والبخارى ومسلم، فى نيل الاوطار 2: 186
Dari Ibnu 'Umar, ia berkata : Pada suatu ketika orang-orang sedang shalat di (masjid) Quba', tiba-tiba datang seseorang kepada mereka dan berkata, "Sesungguhhnya tadi malam telah diturunkan (ayat) Qur'an kepada Nabi SAW yang menyatakan bahwa beliau diperintahkan supaya menghadap qiblat", maka mereka lalu menghadap qiblat (yang berada di Makkah). Dan pada waktu itu mereka shalat menghadap ke Syam lantas mereka sama berputar menghadap ke Ka'bah. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim, dalam Nailul Authar juz 2, hal. 186]

عَنْ اَنَسٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص كَانَ يُصَلّى نَحْوَ بَيْتِ اْلمَقْدِسِ فَنَزَلَتْ قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَآءِ فَلَنُوَلّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلّ وَجْهَكَ شَطْرَ اْلمَسْجِدِ اْلحَرَامِ. فَمَرَّ رَجُلٌ مِنْ بَنِى سَلَمَةَ وَ هُمْ رُكُوْعٌ فِى صَلاَةِ اْلفَجْرِ وَ قَدْ صَلَّوْا رَكْعَةً فَنَادَى: اَلاَ اِنَّ اْلقِبْلَةَ قَدْ حُوّلَتْ فَمَالُوْا كَمَا هُمْ نَحْوَ اْلقِبْلَةِ. احمد و مسلم و ابو داود، فى نليل الاوطار 2: 186
Dari Anas, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW dahulu shalat menghadap ke arah Baitul Maqdis, lalu turun ayat (yang artinya) : Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke qiblat yang kamu sukai. Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram". [QS. Al-Baqarah : 144] Kemudian ada seorang dari banu Salamah lewat, sedang orang-orang tengah ruku' dalam shalat Shubuh dan mereka telah mendapat satu rekaat, lalu orang tersebut menyeru, "Ketahuilah, sesungguhnya qiblat telah dipindahkan". Lalu mereka sama berputar sebagaimana orang lain, yaitu menghadap qiblat (Ka'bah)". [HR. Ahmad, Muslim dan Abu Dawud, dalam Nailul Authar juz 2, hal. 186]

Bila Qiblat tidak dapat diketahui

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَامِرِ بْنِ رَبِيْعَةَ عَنِ اَبِيْهِ قَالَ: كُنَّا مَعَ النَّبِيّ ص فِى سَفَرٍ فِى لَيْلَةٍ مُظْلِمَةٍ فَلَمْ نَدْرِ اَيْنَ اْلقِبْلَةُ فَصَلَّى كُلُّ رَجُلٍ مِنَّا عَلَى حِيَالِهِ. فَلَمَّا اَصْبَحْنَا ذَكَرْنَا ذ?لِكَ لِرَسُوْلِ اللهِ ص فَنَزَلَتْ فَاَيْنَمَا تُوَلُّوْا فَثَمَّ وَجْهُ اللهِ.(البقرة: 115) الترمذى 4: 273
Dari 'Abdullah bin 'Amir bin Rabi'ah, dari bapaknya, ia berkata : Dulu kami pernah bersama Nabi SAW pada suatu malam yang gelap gulita, sehingga kami tidak mengetahui dimana arah qiblat. Maka setiap orang diantara kami shalat menghadap menurut pendapat masing-masing. Setelah waktu Shubuh, kami beritahukan hal itu kepada Nabi SAW, maka turunlah ayat (yang artinya) [Maka kemanapun kamu menghadap, di situlah wajah Allah]. QS Al-Baqarah :115. [HR Tirmidzi juz 3, hal. 273]

عَنْ مُعَاذٍ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: صَلَّيْنَا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص فِى يَوْمٍ غَيْمٍ فِى سَفَرٍ اِلَى غَيْرِ اْلقِبْلَةِ. فَلَمَّا قَضَى الصَّلاَةَ وَ سَلَّمَ تَجَلَّتِ الشَّمْسُ، فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، صَلَّيْنَا اِلَى غَيْرِ اْلقِبْلَةِ. فَقَالَ: قَدْ رُفِعَتْ صَلاَتُكُمْ بِحَقّهَا اِلَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ. الطبرانى فى الاوسط، فى مجمع الزوائد 2: 92
Dari Mu'adz, ia berkata : Pada suatu hari dalam perjalanan (yang gelap karena) mendung, kami pernah shalat bersama Rasulullah SAW dengan tidak menghadap qiblat. Maka setelah selesai shalat dan sudah mengucap salam, matahari mulai tampak (dari balik mendung). Lalu kami berkata kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, kita tadi shalat dengan tidak menghadap qiblat". Rasulullah SAW bersabda, "Shalat kalian sudah dinaikkan ke hadlirat Allah 'Azza wa Jalla dengan haqnya". [HR. Thabrani dalam Al-Ausath, dalam Majma'uz Zawaaid juz 2, hal. 92]

عَنِ اْلبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص صَلَّى نَحْوَ بَيْتِ اْلمَقْدِسِ سِتَّةَ عَشَرَ شَهْرًا اَوْ سَبْعَةَ عَشَرَ شَهْرًا وَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يُحِبُّ اَنْ يُوَجَّهَ اِلىَ اْلكَعْبَةِ فَاَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ (قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاءِ) فَتَوَجَّهَ نَحْوَ اْلكَعْبَةِ وَ قَالَ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ وَ هُمُ اْليَهُوْدُ (مَا وَلاَّهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِيْ كَانُوْا عَلَيْهَا، قُلْ ِللهِ اْلمَشْرِقُ وَ اْلمَغْرِبُ، يَهْدِيْ مَنْ يَّشَآءُ اِلى? صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ) فَصَلَّى مَعَ النَّبِيّ ص رَجُلٌ ثُمَّ خَرَجَ بَعْدَ مَا صَلَّى فَمَرَّ عَلَى قَوْمٍ مِنَ اْلاَنْصَارِ فِى صَلاَةِ اْلعَصْرِ نَحْوَ بَيْتِ اْلمَقْدِسِ، فَقَالَ: هُوَ يَشْهَدُ اَنَّهُ صَلَّى مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص وَ اَنَّهُ تَوَجَّهَ نَحْوَ اْلكَعْبَةِ فَتَحَرَّفَ اْلقَوْمُ حَتَّى تَوَجَّهُوْا نَحْوَ اْلكَعْبَةِ. البخارى 1: 104
Dari Baraa' bin 'Aazib, ia berkata : Dahulu Rasulullah SAW pernah shalat menghadap ke Baitul Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan, sedangkan Rasulullah SAW itu sebenarnya senang sekali jika diperintahkan menghadap ke arah Ka'bah. Kemudian Allah 'Azza wa Jalla menurunkan wahyu yang artinya : Sungguh Kami sering melihat mukamu menengadah ke langit .... . Kemudian Nabi SAW menghadap ke Ka'bah. Dan orang-orang bodoh diantara manusia, yaitu orang-orang Yahudi berkata, "Apakah yang memalingkan mereka (ummat Islam) dari qiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berqiblat kepadanya ?". Allah menurunkan wahyu-Nya : Katakanlah, "Kepunyaan Allah lah timur dan barat. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus. [QS. Al-Baqarah : 142]. Kemudian ada seorang laki-laki shalat bersama Nabi SAW, setelah selesai shalat, mereka bepergian, lalu melewati suatu kaum dari orang-orang Anshar yang sedang shalat 'Ashar menghadap ke Baitul Maqdis. Lalu orang laki-laki itu mengatakan bahwa ia bersaksi sungguh ia baru saja shalat bersama Rasulullah SAW, dan sesungguhnya beliau mengadap ke arah Ka'bah, lalu kaum tersebut merubah arah qiblat mereka dan menghadap ke Ka'bah". [HR. Bukhari juz 1, hal. 104]

Wajibnya memulai shalat dengan Takbir dan mengangkat tangan

عَنْ عَلِيّ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مِفْتَاحُ الصَّلاَةِ الطُّهُوْرُ وَ تَحْرِيْمُهَا التَّكْبِيْرُ وَ تَحْلِيْلُهَا التَّسْلِيْمُ. الترمذى 1: 5
Dari 'Ali (bin Abu Thalib), dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Kuncinya shalat itu ialah bersuci, mulainya shalat ialah takbir dan selesainya shalat ialah mengucap salam". [HR. Tirmidzi juz 1, hal. 5]

عَنْ سَعِيْدِ بْنِ سَمْعَانَ قَالَ: سَمِعْتُ اَبَا هُرَيْرَةَ يَقُوْلُ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص اِذَا قَامَ اِلَى الصَّلاَةِ رَفَعَ يَدَيْهِ مَدًّا. الترمذى 1: 152
Dari Sa'id bin Sam'aan, ia berkata : Aku mendengar Abu Hurairah berkata, "Adalah Rasulullah SAW apabila berdiri melaksanakan shalat, beliau (memulainya dengan) mengangkat kedua tangannya pelan-pelan". [HR. Tirmidzi juz 1, hal. 152]

عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ اَنَّهُ رَأَى رَسُوْلَ اللهِ ص يَرْفَعُ يَدَيْهِ مَعَ التَّكْبِيْرَةِ. احمد و ابو داود، فى نيل الاوطار 2: 200
Dari Wail bin Hujr bahwasanya ia pernah melihat Nabi SAW mengangkat dua tangannya sambil mengucap takbir. [HR.Ahmad dan Abu Dawud, dalam Nailul Authar juz 2, hal. 200]

عَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رض قَالَ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ ص اِفْتَتَحَ التَّكْبِيْرَ فِى الصَّلاَةِ فَرَفَعَ يَدَيْهِ حِيْنَ يُكَبّرُ حَتَّى يَجْعَلَهُمَا حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ وَ اِذَا كَبّر لِلرُّكُوْعِ فَعَلَ مِثْلَهُ و َاِذَا قَالَ سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَعَلَ مِثْلَهُ وَ قَالَ: رَبَّنَا وَ لَكَ اْلحَمْدُ. وَ لاَ يَفْعَلْ ذ?لِكَ حِيْنَ يَسْجُدُ. وَ لاَ حِيْنَ يَرْفَعُ رَأْسَهُ مِنَ السُّجُوْدِ. البخارى 1: 180
Dari 'Abdullah bin 'Umar RA, ia berkata, "Aku melihat Nabi SAW memulai dengan takbir ketika shalat, beliau mengangkat kedua tangannya ketika bertakbir sehingga sejajar dengan kedua bahunya, dan apabila takbir untuk ruku' beliau melakukan seperti itu. Dan apabila mengucap Sami'alloohu liman hamidah, beliau melakukan seperti itu juga, dan beliau mengucapkan Robbanaa wa lakal hamdu. Dan beliau tidak mengerjakan yang demikian itu ketika akan sujud dan tidak pula ketika mengangkat kepalanya dari sujud". [HR. Bukhari juz 1, hal. 180]

عَنْ نَافِعٍ اَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ اِذَا دَخَلَ فِى الصَّلاَةِ كَبَّرَ وَ رَفَعَ يَدَيْهِ. وَ اِذَا رَكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ. وَ اِذَا قَالَ سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَفَعَ يَدَيْهِ. وَ اِذَا قَامَ مِنَ الرَّكْعَتَيْنِ رَفَعَ يَدَيْهِ. وَ رَفَعَ ذ?لِكَ ابْنُ عُمَرَ اِلَى النَّبِيّ ص.البخارى والنسائى وابو داود،فى نيل الاوطار2: 204
Dari Nafi', bahwasanya Ibnu 'Umar apabila memasuki shalat, ia bertakbir dan mengangkat kedua tangannya. Dan apabila ia ruku' mengangkat kedua tangannya, dan apabila mengucapkan Sami'alloohu liman hamidah, mengangkat kedua tangannya. Dan apabila berdiri dari dua rekaat, mengangkat kedua tangannya. Dan Ibnu Umar memarfu'-kan hadits itu kepada Nabi SAW. (Ia mengatakannya dari Nabi SAW)". [HR. Bukhari, Nasai dan Abu Dawud, dalam Nailul Authar juz 2, hal. 204]

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص اِذَا قَامَ لِلصَّلاَةِ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى تَكُوْنَا حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ ثُمَّ كَبَّرَ، فَاِذَا اَرَادَ اَنْ يَرْكَعَ فَعَلَ مِثْلَ ذ?لِكَ، وَ اِذَا رَفَعَ مِنَ الرُّكُوْعِ فَعَلَ مِثْلَ ذ?لِكَ، وَ لاَ يَفْعَلُهُ حِيْنَ يَرْفَعُ رَأْسَهُ مِنَ السُّجُوْدِ. مسلم 1: 292
Dari Ibnu 'Umar, ia berkata, "Adalah Rasulullah SAW apabila berdiri untuk shalat, beliau mengangkat kedua tangannya sehingga sejajar dengan kedua bahunya kemudian bertakbir. Maka apabila akan ruku' beliau melakukan seperti itu, apabila bangun dari ruku' beliau melakukan seperti itu, dan beliau tidak melakukan yang demikian (mengangkat tangan) ketika mengangkat kepalanya dari sujud". [HR. Muslim juz 1, hal. 292]

عَنْ اَبِى قِلاَبَةَ اَنَّهُ رَأَى مَالِكَ بْنَ اْلحُوَيْرِثِ اِذَا صَلَّى كَبَّرَ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ. وَ اِذَا اَرَادَ اَنْ يَرْكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ. وَ اِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوْعِ رَفَعَ يَدَيْهِ. وَ حَدَّثَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص كَانَ يَفْعَلُ ه?كَذَا. مسلم 1: 293
Dari Abu Qilabah, bahwasanya ia melihat Malik bin Al-Huwairits, apabila mengerjakan shalat, ia bertakbir lalu mengangkat kedua tangannya, dan apabila akan ruku' mengangkat kedua tangannya, juga apabila mengangkat kepalanya dari ruku', ia mengangkat kedua tangannya. Dan ia menceritakan bahwasanya Rasulullah SAW berbuat seperti itu. [HR. Muslim juz 1, hal. 293].

عَنْ مَالِكِ بْنِ اْلحُوَيْرِثِ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص كَانَ اِذَا كَبَّرَ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا اُذُنَيْهِ. وَ اِذَا رَكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يحَاذِيَ بِهِمَا اُذُنَيْهِ. وَ اِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوْعِ فَقَالَ: سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ. فَعَلَ مِثْلَ ذ?لِكَ. مسلم 1: 293
Dari Malik bin Huwairits bahwasanya Rasulullah SAW dahulu apabila bertakbir, mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan dua telinganya. Dan apabila akan ruku' mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan dua telinganya, dan apabila mengangkat kepalanya dari ruku' dengan mengucap Sami'alloohu liman hamidah, berbuat seperti itu. [HR. Muslim juz 1, hal. 293].


سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ

Tren Blog

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Hadits Tentang Walimah

Perintah Orang Tua Yang Tidak Boleh Ditaati

Hadits Tentang Khitan

Hadits-hadits Tentang Taubat

Blog Populer

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Hadits Tentang Shalat (Kewajiban Shalat)

Hadits Tentang Khitan