Featured Post

Keluarga Bahagia dan Ikhlas Bahagia

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم Betapa banyak orang yang kesepian di tengah hiruk pikuk keramaian bukan karena tak punya keluarga, sahabat atau handai taulan. Namun kurang baiknya hubungan dengan mereka, ada jarak, sekat hati yang memisahkan karena atas nama harga diri, ego, rasa malu ataupun individualisme yang dominan di kota-kota besar. Ada orang - orang shaleh yang namanya diabadikan dalam kitab suci. Allah memuliakan keluarga Imron dan keluarga Ibrahim, demikian pula 'ayah' Luqman bersama anak-anaknya dalam nasehat kebaikan yang terbaik.

Berburu Dalam Islam Bg 2



بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم

Lanjutan dari post Berburu Dalam Islam Bg I
alat berburu
Senjata Berburu

C. Syarat-syarat yang berhubungan dengan alat untuk berburu.

Alat yang dapat dipergunakan untuk berburu, ada 2 macam, yaitu :
  • Senjata tajam yang dapat melukai dan menembus kulit binatang buruan, seperti : tombak, panah, dan lain sebagainya, senjata tersebut harus dapat menembus kulit, sehingga binatang buruan tersebut mati karena luka-luka yang ditimbulkannya dan bukan mati karena berat/kerasnya alat tersebut.
  • Binatang-binatang yang sudah terlatih untuk berburu, seperti anjing, atau yang lainnya, dan binatang-binatang tersebut telah dididik dan dilatih untuk berburu, dan telah nampak kelebihan dan keistimewaannya dibanding dengan binatang sejenis yang lain karena hasil didikan itu, seperti bila diperintah menurut, bila dilarang mau berhenti dan bila dipanggil datang.
Binatang-binatang tersebut menangkap buruan itu benar-benar untuk tuannya dan bukan untuk dirinya sendiri.

Ketentuan tersebut berdasarkan dalil-dalil sebagai berikut :

1. berburu dengan senjata.

عَنْ عَدِيّ بْنِ حَاتِمٍ رض قَالَ: سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص عَنِ اْلمِعْرَاضِ فَقَالَ: اِذَا اَصَبْتَ بِحَدّهِ فَكُلْ فَاِذَا اَصاَبَ بِعَرْضِهِ فَقَتَلَ فَاِنَّهُ وَقِيْذٌ فَلاَ تَأْكُلْ. فَقُلْتُ: اُرْسِلُ كَلْبِي. قَالَ: اِذَا اَرْسَلْتَ كَلْبَكَ وَ سَمَّيْتَ فَكُلْ. قُلْتُ: فَاِنْ اَكَلَ؟ قَالَ: فَلاَ تَأْكُلْ، فَاِنَّهُ لَمْ يُمْسِكْ عَلَيْكَ. اِنَّمَا اَمْسَكَ عَلَى نَفْسِهِ. قُلْتُ: اُرْسِلُ كَلْبِى فَاَجِدُ مَعَهُ كَلْبًا آخَرَ. قَالَ: لاَ تَأْكُلْ، فَاِنَّكَ اِنَّمَا سَمَّيْتَ عَلَى كَلْبِكَ وَ لَمْ تُسَمّ عَلَى آخَرَ. البخارى 6: 218
Dari 'Adiy bin Hatim RA, ia berkata : Saya bertanya kepada Rasulullah SAW tentang berburu dengan mi'radl (tongkat yang ujungnya tajam), maka beliau bersabda, "Apabila kamu dapat membunuhnya dengan ujung mi'radl itu, maka makanlah. Namun apabila engkau membunuhnya dengan batang mi'radl, maka yang demikian itu termasuk mati sebab dipukul, maka jangan kamu makan". Lalu saya bertanya lagi, “Kalau saya berburu dengan melepas anjing saya?”. Beliau bersabda, “Apabila kamu melepas anjingmu dan menyebut nama Allah, maka makanlah”. Saya bertanya lagi, “Jika anjing itu memakannya?”. Beliau bersabda, “Jangan kamu makan, karena anjing itu tidak menangkap buruan untukmu, tetapi ia menangkap untuk dirinya sendiri”. Saya bertanya lagi, “Saya melepas anjing saya,lalu saya mendapati bersama anjing saya itu anjing yang lain?”. Beliau bersabda, “Jangan kamu makan, karena kamu menyebut Basmalah untuk anjingmu, tidak menyebut Basmalah untuk anjing yang lain”.. [HR. Bukhari juz 6, hal. 218]

عَنْ عَدِيّ بْنِ حَاتِمٍ قَالَ سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص عَنْ الْمِعْرَاضِ، فَقَالَ: اِذَا اَصَابَ بِحَدّهِ فَكُلْ، وَ اِذَا اَصَابَ بِعَرْضِهِ فَقَتَلَ فَاِنَّهُ وَقِيْذٌ، فَلاَ تَأْكُلْ. وَ سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص عَنِ الْكَلْبِ، فَقَالَ: اِذَا اَرْسَلْتَ كَلْبَكَ وَ ذَكَرْتَ اسْمَ اللهِ فَكُلْ، فَاِنْ اَكَلَ مِنْهُ فَلاَ تَأْكُلْ، فَاِنَّهُ اِنَّمَا اَمْسَكَ عَلَى نَفْسِهِ. قُلْتُ: فَاِنْ وَجَدْتُ مَعَ كَلْبِي كَلْبًا آخَرَ فَلاَ اَدْرِي اَيُّهُمَا اَخَذَهُ؟ قَالَ: فَلاَ تَأْكُلْ، فَاِنَّمَا سَمَّيْتَ عَلَى كَلْبِكَ وَ لَمْ تُسَمّ عَلَى غَيْرِهِ. مسلم 3: 1530
Dari 'Adiy bin Hatim dia berkata, "Saya bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai (berburu dengan) mi'radl, beliau bersabda, "Apabila yang mengenai adalah bagian tajamnya, maka makanlah. Dan apabila yang mengenai adalah bagian yang tumpul, maka itu adalah binatang yang mati karena pukulan, maka jangan kamu makan." Lalu saya juga bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai (berburu dengan) anjing buruan. Beliau bersabda, "Apabila kamu melepas anjing buruanmu dengan menyebut nama Allah, maka makanlah binatang buruan tersebut, (selagi anjing buruanmu tidak memakannya). Tetapi jika anjing itu memakannya, maka janganlah kamu makan, karena berarti anjing itu menangkap untuk dirinya sendiri”. Saya bertanya lagi, ”Jika saya mendapati anjing yang lain bersama anjing saya sehingga saya tidak tahu anjing mana yang menangkapnya ?”. Beliau menjawab, “Jangan kamu makan, karena kamu menyebut nama Allah hanya untuk anjingmu dan tidak menyebut nama Allah untuk anjing yang lain”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1530]

عَنْ عَدِيّ بْنِ حَاتِمٍ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص عَنْ صَيْدِ الْمِعْرَاضِ، فَقَالَ: مَا اَصَابَ بِحَدّهِ فَكُلْهُ وَمَا اَصَابَ بِعَرْضِهِ فَهُوَ وَقِيْذٌ، وَسَأَلْتُهُ عَنْ صَيْدِ الْكَلْبِ، فَقَالَ: مَا اَمْسَكَ عَلَيْكَ وَلَمْ يَأْكُلْ مِنْهُ فَكُلْهُ، فَاِنَّ ذَكَاتَهُ أَخْذُهُ، فَاِنْ وَجَدْتَ عِنْدَهُ كَلْبًا آخَرَ فَخَشِيْتَ اَنْ يَكُوْنَ اَخَذَهُ مَعَهُ وَقَدْ قَتَلَهُ، فَلاَ تَأْكُلْ. اِنَّمَا ذَكَرْتَ اسْمَ اللهِ عَلَى كَلْبِكَ وَلَمْ تَذْكُرْهُ عَلَى غَيْرِهِ. مسلم
Dari ‘Adiy bin Hatim, ia berkata, "Saya bertanya kepada Rasulullah SAW tentang buruan yang mati karena dilempar mi'radl”. Beliau pun menjawab, "Jika yang mengenai buruan itu bagian yang tajam, maka makanlah, namun jika yang mengenai buruan itu batangnya (bagian yang tumpul), maka itu adalah buruan yang mati karena pukulan”. Kemudian saya bertanya kepada beliau tentang berburu dengan anjing. Beliau menjawab: "Apa yang ditangkap oleh anjingmu, sedangkan ia tidak memakannya, maka makanlah buruan tersebut, karena tangkapannya itu merupakan penyembelihannya, tetapi jika kamu mendapati bersama anjingmu itu anjing yang lain, lalu khawatir yang membunuh buruan tersebut adalah anjing yang lain, maka janganlah kamu makan buruan itu, karena kamu hanya menyebut nama Allah untuk anjingmu bukan untuk anjing yang lain”. [HR, Muslim juz 3, 1530]

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مُغَفَّلٍ اَنَّهُ رَأَى رَجُلاً يَخْذِفُ، فَقَالَ لَهُ: لاَ تَخْذِفْ فَاِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص نَهَى عَنِ الْخَذْفِ اَوْ كَانَ يَكْرَهُ الْخَذْفَ. وَ قَالَ: اِنَّهُ لاَ يُصَادُ بِهِ صَيْدٌ وَ لاَ يُنْكَأُ بِهِ عَدُوٌّ وَ لكِنَّهَا قَدْ تَكْسِرُ السّنَّ وَ تَفْقَأُ الْعَيْنَ. البخارى 6: 219
Dari Abdullah bin Mughaffal, bahwasanya ia melihat seorang laki-laki berburu dengan ketapel, maka ia berkata, "Janganlah kamu berburu dengan ketapel, karena Rasulullah SAW melarangnya, atau beliau membencinya”. Beliau bersabda, "Sesungguhnya ketapel itu tidak bisa digunakan untuk memburu buruan dan tidak bisa untuk membunuh musuh, ia hanya memecahkan gigi dan membutakan mata”. [HR. Bukhari juz 6, hal. 219]

Keterangan :
  • Yang dimaksud "khodzaf" dalam hadits tersebut adalah ketapel (plintheng), yang biasa dipergunakan oleh anak-anak untuk berburu burung dan sebagainya, yang pelurunya terbuat dari batu kerikil atau tanah liat. Buruan yang diburu dengan alat ini, bila mati haram dimakan, karena alat ini membunuh tanpa menimbulkan luka, tetapi hanya meremukkan bagian dalam dari binatang tersebut, sehingga sama dengan "yang mati karena dipukul". 
  • Adapun senjata api, senapan atau bedil, boleh pula dipergunakan untuk berburu, karena pelurunya lebih dapat menembus kulit dibanding dengan panah, tombak dan sebagainya.
2. berburu dengan binatang pemburu

يَسْئَلُوْنَكَ مَا ذَآ اُحِلَّ لَهُمْ، قُلْ اُحِلَّ لَكُمُ الطَّيّبتُ وَ مَا عَلَّمْتُمْ مّنَ اْلجَوَارِحِ مُكَلّبِيْنَ تُعَلّمُوْنَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَكُمُ اللهُ فَكُلُوْا مِمَّآ اَمْسَكْنَ عَلَيْكُمْ وَ اذْكُرُوا اسْمَ اللهِ عَلَيْهِ وَ اتَّقُوا اللهَ، اِنَّ اللهَ سَرِيْعُ اْلحِسَابِ. المائدة:4
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad), "Apakah yang dihalalkan untuk mereka?". Katakanlah, "Telah dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatihnya untuk berburu, kamu mengajarinya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari apa-apa yang mereka tangkap untuk kamu dan sebutlah nama Allah atasnya waktu melepasnya. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya". [QS. Al-Maidah : 4]

عَنْ عَدِيّ بْنِ حَاتِمٍ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنّي اُرْسِلُ الْكِلاَبَ الْمُعَلَّمَةَ، فَيُمْسِكْنَ عَلَيَّ، وَ اَذْكُرُ اسْمَ اللهِ عَلَيْهِ. فَقَالَ: اِذَا اَرْسَلْتَ كَلْبَكَ الْمُعَلَّمَ وَ ذَكَرْتَ اسْمَ اللهِ عَلَيْهِ، فَكُلْ. قُلْتُ: وَ اِنْ قَتَلْنَ؟ قَالَ: وَ اِنْ قَتَلْنَ، مَا لَمْ يَشْرَكْهَا كَلْبٌ لَيْسَ مَعَهَا. قُلْتُ لَهُ: فَاِنّي اَرْمِي بِالْمِعْرَاضِ الصَّيْدَ فَاُصِيْبُ. فَقَالَ: اِذَا رَمَيْتَ بِالْمِعْرَاضِ فَخَزَقَ فَكُلْهُ، وَ اِنْ اَصَابَهُ بِعَرْضِهِ فَلاَ تَأْكُلْهُ. مسلم 3: 1529
Dari 'Adiy bin Hatim, ia berkata; saya bertanya, "Ya Rasulullah, saya melepas anjing-anjing pemburu yang terlatih, lalu anjing-anjing itu menangkap buruan untukku dan saya menyebut nama Allah ketika melepasnya, (yang demikian itu bagaimana)?". Jawab Rasulullah SAW, "Apabila kamu melepas anjing pemburu yang terlatih dan kamu menyebut nama Allah ketika melepasnya, maka makanlah tangkapannya”. Saya bertanya lagi, "Bagaimana jika buruan itu mati?". Beliau menjawab, "Meskipun mati, selama tidak ada anjing lain yang ikut menangkapnya”. Saya bertanya lagi, "Bagaimana jika saya melempar binatang buruan dengan mi'radl dan mengenainya?" Beliau menjawab, "Apabila kamu melempar dengan mi'radl dan dapat melukainya, maka makanlah hasil buruanmu itu, tetapi jika yang mengenai itu batangnya mi’radl, maka janganlah kamu makan”.[HR. Muslim juz 3, hal. 1529]

عَنْ عَدِيّ بْنِ حَاتِمٍ رض قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّا نُرْسِلُ الْكِلاَبَ الْمُعَلَّمَةَ. قَالَ: كُلْ مَا اَمْسَكْنَ عَلَيْكَ. قُلْتُ: وَ اِنْ قَتَلْنَ؟ قَالَ: وَ اِنْ قَتَلْنَ. قُلْتُ: وَ اِنَّا نَرْمِي بِالْمِعْرَاضِ؟ قَالَ: كُلْ مَا خَزَقَ، وَ مَا اَصَابَ بِعَرْضِهِ فَلاَ تَأْكُلْ. البخارى 6: 218
Dari ‘Adiy bin Hatim RA, ia berkata : Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, kami melepas anjing-anjing yang telah terlatih?". Beliau menjawab, "Makanlah apa yang mereka tangkap untuk kamu”. Aku bertanya, "Bagaimana jika binatang buruan itu telah mati”. Beliau menjawab, "Meskipun telah mati”. Aku bertanya lagi, "Kami juga melempar dengan mi'radl?". Beliau menjawab, "Makanlah apabila buruan itu terluka, adapun apabila yang mengenai bagian tumpulnya, maka janganlah kamu makan”. [HR. Bukhari juz 6, hal. 218]

عَنْ عَدِيّ بْنِ حَاتِمٍ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص، قُلْتُ: اِنَّا قَوْمٌ نَصِيْدُ بِهذِهِ الْكِلاَبِ، فَقَالَ: اِذَا اَرْسَلْتَ كِلاَبَكَ الْمُعَلَّمَةَ وَ ذَكَرْتَ اسْمَ اللهِ عَلَيْهَا، فَكُلْ مِمَّا اَمْسَكْنَ عَلَيْكَ، وَ اِنْ قَتَلْنَ، اِلاَّ اَنْ يَأْكُلَ الْكَلْبُ. فَاِنْ اَكَلَ فَلاَ تَأْكُلْ، فَاِنّيْ اَخَافُ اَنْ يَكُوْنَ اِنَّمَا اَمْسَكَ عَلَى نَفْسِهِ، وَ اِنْ خَالَطَهَا كِلاَبٌ مِنْ غَيْرِهَا فَلاَ تَأْكُلْ. مسلم 3: 1529
Dari 'Adiy bin Hatim, ia berkata, "Saya pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, "Saya berkata, “Kami ini suatu kaum yang biasa hidup berburu dengan menggunakan anjing-anjing ini, bagaimana hal ini?”. Nabi SAW menjawab: "Apabila kamu melepas anjing-anjingmu yang sudah terlatih dengan menyebut nama Allah, maka makanlah hasil tangkapannya sekalipun buruan itu sudah mati. Kecuali jika anjing itu memakan tangkapannya, maka janganlah kamu makan, karena aku khawatir anjing itu hanya menangkap buruan itu untuknya dirinya sendiri. Dan jika ada anjing lain yang menyertainya dalam menangkap (buruan tersebut), maka jangan kamu makan”.[HR. Muslim juz 3, hal. 1529]

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا اَرْسَلْتَ اْلكَلْبَ فَاَكَلَ مِنَ الصَّيْدِ فَلاَ تَأْكُلْ، فَاِنَّمَا اَمْسَكَ عَلَى نَفْسِهِ، وَ اِذَا اَرْسَلْتَهُ فَقَتَلَ وَ لَمْ يَأْكُلْ فَكُلْ، فَاِنَّمَا اَمْسَكَ عَلَى صَاحِبِهِ. احمد 1: 498، رقم: 2049
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila kamu melepaskan anjingmu, kemudian dia makan binatang buruan itu, maka jangan kamu makan, berarti anjing itu menangkap untuk dirinya sendiri. Dan apabila kamu melepaskannya, kemudian anjing itu membunuh tetapi tidak memakannya, maka makanlah, karena anjing itu menangkap untuk tuannya. [HR. Ahmad juz 1, hal. 498, no. 2049]



سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ

Tren Blog

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Perintah Orang Tua Yang Tidak Boleh Ditaati

Hadits Tentang Walimah

Hadits Tentang Khitan

Shalat Sunnah Intidhar

Blog Populer

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Hadits Tentang Shalat (Kewajiban Shalat)

Hadits Tentang Khitan