Featured Post

Keluarga Bahagia dan Ikhlas Bahagia

بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم Betapa banyak orang yang kesepian di tengah hiruk pikuk keramaian bukan karena tak punya keluarga, sahabat atau handai taulan. Namun kurang baiknya hubungan dengan mereka, ada jarak, sekat hati yang memisahkan karena atas nama harga diri, ego, rasa malu ataupun individualisme yang dominan di kota-kota besar. Ada orang - orang shaleh yang namanya diabadikan dalam kitab suci. Allah memuliakan keluarga Imron dan keluarga Ibrahim, demikian pula 'ayah' Luqman bersama anak-anaknya dalam nasehat kebaikan yang terbaik.

Sejarah Madzhab Secara Singkat


بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم

Wajib Taat Kepada Allah dan Rasul-Nya 

Sejarah Madzhab

Pada umumnya kita mengetahui dasar hukum islam yaitu Al Quran, Hadits, Ijma' dan Qiyas. Pada post sebelumnya membahas tentang dasar-dasar hukum dalam Islam, setelah mengetahui semua dasar hukum islam selanjutnya kita berkewajiban mengamalkan hukum tersebut secara semaksimal mungkin. Dan kali ini kami akan membahas secara singkat tentang sejarah Madzhab islam.

Madzhab مَذْهَبٌ artinya perjalanan, pendapat, pendirian, faham, pegangan, aliran atau yang semakna dengan itu.

Madzhab banyak jumlahnya, namun yang terkenal ada empat, yaitu :

  1. Madzhab Hanafi 
  2. Madzhab Maliki 
  3. Madzhab Syafi'i 
  4. Madzhab Hanbali
kami akan menjelaskan madzhab tersebut secara singkat dan membatasi keterangannya semoga dengan singkat ini mudah untuk dipahami.

Riwayat Singkat Imam-imam Madzhab

1. Imam Abu Hanifah

Nama lengkapnya An-Nu'man bin Tsabit, dilahirkan di kota Kufah di Iraq, pada tahun 80 H, dan wafat di Baghdad tahun 150 H. Beliau berguru ilmu Fiqh dari Hammad bin Abu Sulaiman bin Ibrahim An-Nakha'i. Setelah Hammad wafat, kemudian orang-orang Kufah bersepakat memilih Abu Hanifah sebagai penggantinya. Mereka mengembalikan masalah-masalah Fiqh dan kesulitan-kesulitan kepada beliau untuk meminta fatwanya.

Adapun shahabat-shahabat (murid-murid) Abu Hanifah yang terkenal adalah Abu Yusuf, Muhammad bin Hasan Asy-Syaibani dan Zufar bin Hudzail.

2. Imam Malik

Nama lengkapnya Malik bin Anas bin Malik bin Abu 'Amir Al-Ashbahy, dilahirkan di kota Madinah pada tahun 93 H, wafat pada tahun 179 H di Madinah dan diqubur di Baqi. Diantara guru-guru beliau ialah Abdur Rahman bin Hurmuz dan Rabi'ah bin Abdur Rahman. Dan beliau meriwayatkan hadits dari Nafi' maula Ibnu 'Umar dan dari Ibnu Syihab Az-Zuhri.

Adapun murid-murid beliau yang terkenal ialah Muhammad bin Idris (Imam Syafi'i), Al-Laitsi bin Sa'ad dan Abu Ishaq Al-Farai.

3. Imam Syafi'i

Nama lengkapnya Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi' bin Saib bin 'Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Muththalib bin Abdi Manaf. Dilahirkan di Ghazzah daerah Palestina, pada tahun 150 H, jadi bertepatan dengan tahun wafatnya Imam Abu Hanifah. Disebut Syafi'i karena dinisbatkan (dibangsakan) kepada nama kakek yang ketiga, yaitu Syafi' bin Saib. Beliau wafat pada malam Jum'at, akhir bulan Rajab 204 H di Mesir. Gurunya yang terkenal ialah Muslim bin Khalid di Makkah dan Imam Malik di Madinah. Beliau sudah hafal Al-Qur'an pada usia 7 tahun dan Hafal Kitab Al-Muwaththa' yang disusun oleh Imam Malik pada usia 10 tahun.

Adapun murid-murid beliau yang terkenal ialah Ahmad bin Hanbal, Yusuf bin Yahya Al-Buwaithi dan Rabi' bin Sulaiman.

4. Imam Ahmad

Nama lengkapnya Ahmad bin Muhammad bin Hanbal Asy-Syaibani, dilahirkan di Baghdad pada tahun 164 H, wafat pada tahun 241 H, dan diqubur di Baghdad, Iraq. Beliau berguru kepada Imam Syafi'i, Hasyim, Sufyan bin 'Uyainah, Jarir dan masih banyak lagi.

Dan diantara Imam ahli hadits yang meriwayatkan hadits (yang berguru langsung) dari beliau adalah Bukhari, Muslim, Abu Dawud dll.

Masa Antara Imam-imam Dengan Nabi SAW

Rasulullah SAW wafat pada tahun 11 H. Jarak antara wafat Nabi SAW dengan kelahiran Imam yang pertama, yaitu Abu Hanifah adalah 69 tahun. Dan antara wafat Nabi SAW dengan kelahiran Imam yang kedua, yaitu Malik, kurang lebih berjarak 82 tahun. Sedang antara wafat Nabi SAW dengan kelahiran Imam yang ketiga, yaitu Syafi'i adalah 139 tahun. Dan antara wafat Nabi SAW dengan kelahiran Imam yang keempat yaitu Ahmad berjarak 153 tahun.

Jadi Imam Malik sezaman atau bisa bertemu dengan Imam Abu Hanifah, disamping itu beliau juga sezaman dengan Imam Syafi'i dan Imam Ahmad. Tetapi Imam Syafi'i dan Imam Ahmad tidak sezaman dengan Imam Abu Hanifah.

Dan selanjutnya, orang-orang memberi nama sebagai berikut :

  1. Pendapat Abu Hanifah, disebut Madzhab Hanafi
  2. Pendapat Malik, dinamakan Madzhab Maliki
  3. Pendapat Syafi'i, dikatakan Madzhab Syafi'i 
  4. Pendapat Ahmad bin Hanbal disebut Madzhab Hanbaly.
Timbulnya Madzhab-madzhab

Golongan yang ta'ashshub (fanatik buta) kepada satu-satu Imam itu, menyiar-nyiarkan, mempertahankan dan membela faham atau pendapat masing-masing imamnya, dengan tanpa mengkaji kembali, apakah pendapat Imamnya itu telah sesuai benar dengan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai dasar pengambilan para Imam tersebut atau tidak, walaupun yang demikian itu (mengkaji kembali pendapat-pendapat itu dengan Al-Qur'an dan Sunnah) telah diwashiatkan sendiri oleh beliau-beliau para Imam kepada murid-murid dan pengikut-pengikutnya, ketika beliau-beliau itu masih hidup.

Begitulah kenyataannya sampai beberapa masa. Sehingga pada umumnya orang tidak mengenal melainkan empat macam madzhab dari keempat imam itu saja.

Dengan demikian, lambat laun hiduplah pendapat-pendapat keempat imam itu, sehingga masing-masing aliran diberi nama seperti tersebut di atas (nama-nama madzhab).

Begitulah riwayat singkat empat madzhab yang terkenal itu. Setelah kita mengetahui riwayat singkat madzhab-madzhab itu, mungkin akan timbul suatu pertanyaan : Apakah agama Islam menyuruh kita berpegang kepada salah satu madzhab yang empat itu?

Jawabnya : Tidak ada satupun perintah dari agama Islam untuk berpegang kepada salah satu madzhab!

Kita hanya diperintah agar berpegang kepada yang benar, sedang yang benar itu tidak akan terdapat melainkan dalam Al-Qur'an dan Hadits-hadits Nabi SAW saja. Perhatikan firman-firman Allah dibawah ini :

وَاَنَّ هذَا صِرطِيْ مُسْتَـقِـيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ وَلاَ تَـتَّـبِعُوا السُّبُلَ فَـتَـفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِـيْـلـِه، ذلِكُمْ وَصّكُمْ بِه لَعَلَّكُمْ تَـتَّـقُوْنَ. الانعام:153
Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa. [Al-An'aam : 153]

اِتَّبِعُوْا مَآ اُنــْزِلَ اِلَـيْكُمْ مِّنْ رَّبـِّكُمْ وَلاَ تَـتَّـبِعُوْا مِنْ دُوْنــِه اَوْلــِيَآءَ، الاعراف:3
Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpim-pemimpin yang lain dari padanya. [Al-A'raaf : 3]

اِنَّـآ اَنـــْزَلْنَآ اِلَـيْكَ اْلكِـتبَ بِاْلحَقِّ لـِـتَحْكُمَ بَـيْنَ النَّاسِ بِمَآ اَرـكَ اللهُ، وَلاَ تَكُنْ لِلْخَآئِـنِيْنَ خَصِيْمًا. النساء:105
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat. [An-Nisa' : 105]

اَفَغَيْرَ اللهِ اَبـْتَغِىحَكَمًا وَهُوَ الَّذِيْ اَنــْزَلَ اِلَـيْكُمُ اْلكِـتبَ مُفَصَّلاً. الانعام:114
Patutlah aku mencari hakim selain dari pada Allah, padahal Dia-lah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu dengan terperinci? [Al-An'am : 114]

يـاَيــُّهَا الَّذِيـْنَ امَنُوْا لاَ تُقَدِّمُوْا بَـيْـنَ يَدَيِ اللهِ وَرَسُوْلــِهِ وَ اتَّـقُوا اللهَ، اِنَّ اللهَ سَمِيْعٌ عَلِـيْمٌ. الحجرات:1
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [Al-Hujuraat : 1]

فَلْيَحْذَرِ الَّذِيـْنَ يُخَالِفُوْنَ عَنْ اَمْرِه اَنْ تُصِيْبَهُمْ فِتْنَةٌ اَوْ يُصِيْبَهُمْ عَذَابٌ اَلِـيْمٌ. النور:63
Karena itu hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih. [An-Nuur : 63]

وَهذَا كِـتبٌ اَنـــْزَلــْنهُ مُبَارَكٌ فَاتَّـبِعُوْهُ وَاتَّـقُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ. الانعام:155
Dan Al-Qur'an ini adalah Kitab yang Kami turunkan yang diberkati, sebab itu ikutilah dia dan bertaqwalah agar kamu diberi rahmat. [Al-An'aam : 155]

اِنَّ هذَا اْلـقُرْانَ يــَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ. الاسراء:9
Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberi petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus. [Al-Israa' : 9]

قَدْ جَآءَكُمْ مِّنَ اللهِ نُوْرٌ وَّكِـتـبٌ مُّبِـيْنٌ. الـمائدة:15
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. [Al-Maidah : 15]

يَـهْدِيْ بِهِ اللهُ مَنِ اتَّـبَعَ رِضْوَانَه سُبُلَ السَّلمِ وَ يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّـلُمتِ اِلىَ الـنُّوْرِ بِـإِذْنِه وَ يــَهْدِيـْهِمْ اِلى صِرَاطٍ مُّسْتَـقِـيْمٍ. الـمائدة:16
Dengan kitab itulah Allah memimpin orang-orang yang mengikuti keridlaan-Nya ke jalan-jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seidzin-Nya, dan memimpin mereka ke jalan yang lurus. [Al-Maidah : 16]

Dan juga sabda-sabda Nabi SAW :

عَنْ كَـثِــيْرِ بـْنِ عَبْدِ اللهِ عَنْ اَبِـيْهِ عَنْ جَدِّهِ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: تَــرَكْتُ فِـيْكُمْ اَمْرَيـْنِ لَـنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّـكْـتُمْ بِـهِمَا كِــتَابَ اللهِ وَسُنَّــةَ نَــبِـيِّهِ. ابن عبد البر
Dari Katsir bin Abdullah dari ayahnya dari datuknya RA berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda : "Aku telah meninggalkan bagimu sekalian dua perkara yang tidak akan tersesat kamu selama kamu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu : Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya. [HR Ibnu Abdul-Barr]

عَنْ عَلِيٍّ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يـَقُوْلُ: اَلاَ اِنَّهَا سَتَكُوْنُ فِـتْـنَةٌ فَقُلْتُ: مَا اْلـمَخْرَجُ مِنْهَا يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالِ: كِـتَابُ اللهِ فِيْهِ نَبَأُ مَا كَانَ قَبْلَكُمْ، وَخَبَرُ مَا بَعْدَكُمْ، وَحُكْمُ مَا بَيْنَكُمْ، وَهُوَ اْلـفَصْلُ لَـيْسَ بِاْلهَزْلِ. مَنْ تَرَكَهُ مِنْ جَبَّارٍ قَصَمَهُ اللهُ. وَمَنِ ابْـتَـغَى اْلهُدَى فِى غَيْرِهِ اَضَلَّهُ اللهُ وَ هُوَ حَبْلُ اللهِ اْلـمَـتِـيْنُ، وَ هُوَ الذِّكْرُ اْلحَكِـيْمُ. وَ هُوَ الصِّرَاطُ اْلـمُسْتَـقِيْمُ. هُوَ الَّذِيْ لاَ تَزِيْغُ بِهِ اْلاَهْوَاءُ وَ لاَ تَـلْـتَبِسُ بِهِ اْلاَلــْسِنَةُ. وَ لاَ يَـشْبَعُ مِنْهُ اْلعُلَمَاءُ. وَ لاَ يَخْلَقُ عَلَى كَثْرَةِ الرَّدِّ وَ لاَ تَـنْـقَضِى عَجَائِــبُهُ. هُوَ الَّذِيْ لَمْ تَـنْـتَهِ اْلجِنُّ اِذْ سَمِعَتْهُ حَتَّى قَالُوْا: اِنَّا سَمِعْنَا قُرْانًا عَجَباً يـَهْدِيْ اِلَى الرُّشْدِ، مَنْ قَالَ بِهِ صُدِّقَ. وَ مَنْ عَمِلَ بِهِ أجـِرَ، وَ مِنْ حَكَمَ بِهِ عَدَلَ، وَ مَنْ دَعَا اِلَـيْهِ هُدِيَ اِلىَ صِرَاطٍ مُسْتَـقِيْمٍ. الترمذى
Dari Ali RA ia berkata, saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : "Ketahuilah, sesungguhnya ~dikalangan ummat~ akan ada fitnah". Maka aku berkata : "Apa jalan keluar darinya, ya Rasulullah?" Beliau SAW bersabda : "Kitab Allah, di dalamnya ada berita dari apa-apa yang sebelum kamu, khabar segala apa yang ~terjadi~ sesudah kamu. Dan hukum apa yang terjadi diantaramu. Dan ia memisahkan antara yang benar dan yang salah, dan bukannya permainan. Barangsiapa yang meninggalkannya karena sombong ~merasa perkasa~ niscaya Allah membinasakannya; barangsiapa yang mencari petunjuk selain dari padanya, tentu Allah menyesatkannya; dan itulah tali Allah yang kokoh kuat, peringatan yang bijaksana, dan itulah jalan yang lurus. Dia tidak dapat digelincirkan oleh hawa nafsu, dan tidak pula dapat dicampuri oleh ucapan manusia, dan tidak akan merasa kenyang para ahli ilmu dari padanya, dan tidak akan hancur karena banyaknya tolakan, dan tidak akan habis-habisnya keajaiban-keajaibannya, pula bangsa jin tidak henti-hentinya tatkala mendengarnya mengatakan : "Sesungguhnya kami mendengar bacaan yang sangat mengherankan, yang menunjukkan (memimpin) kepada jalan yang benar. Barangsiapa yang berkata dengannya, tentu dibenarkan, dan barangsiapa yang beramal dengannya, tentu diberi pahala; dan barangsiapa yang menghukumi dengannya, tentu adil, dan barangsiapa yang mengajak kepadanya tentu diberi petunjuk ke jalan yang lurus". [HR Tirmidzi]

Mungkin timbul pula pertanyaan : "Apakah Imam-imam Madzhab itu menyuruh Ummat Islam mengikuti mereka?".

Jawabnya : Imam-imam itu tidak menyuruh atau menganjurkan agar murid-murid dan pengikutnya mengikuti mereka, bahkan beliau-beliau itu berpesan dan berwashiat : Supaya ummat Islam itu, mengambil agama itu dari sumbernya, yaitu dari Al-Qur'an dan Hadits Nabi SAW


سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ

Tren Blog

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Perintah Orang Tua Yang Tidak Boleh Ditaati

Hadits Tentang Walimah

Hadits Tentang Khitan

Shalat Sunnah Intidhar

Blog Populer

Hadits Tentang Larangan Berbuat Zina

Hadits Tentang Shalat (Kewajiban Shalat)

Hadits Tentang Khitan